Selasa, 14 Mei 2013

JUNI, TARIF KRL NAIK SESUAI JARAK










JUNI, TARIF KRL NAIK SESUAI JARAK


PT Kereta Api Indonesia dan PT KAI Commuter Jabodetabek akan memberlakukan tiket berdasarkan jumlah stasiun yang dilewati penumpang kereta rel listrik. Kebijakan ini diberlakukan mulai Juni mendatang. Sebelumnya, PT KAI sudah menambah frekuensi perjalanan KRL Jakarta-Bogor, Jakarta-Bekasi, dan Jakarta-Serpong.

”Penerapan tiket berdasarkan jumlah stasiun yang dilewati penumpang ini akan diberlakukan setelah sistem tiket elektronik dan pintu gerbangnya sudah terpasang di seluruh stasiun pemberangkatan KRL,” kata Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan, Selasa (2/4).

Perhitungan tarif KRL dengan sistem baru ini belum final. Salah satu simulasi yang dilakukan PT KAI dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) antara lain dengan menerapkan tarif termurah untuk penumpang yang menempuh maksimal lima stasiun sebesar Rp 3.000. Untuk tiga stasiun berikutnya, penumpang dikenai tambahan Rp 1.000.

Sebagai contoh, penumpang dari Bogor tujuan Depok yang selama ini membayar Rp 8.000, dapat menikmati tarif sekitar 
Rp 3.000.

Direktur Komersial PT KAI Sulistyo Wimbo Hardjito mengatakan, pihaknya masih mengusahakan agar tarif terjauh sama dengan tarif yang berlaku saat ini. ”Kami tidak ingin ada kenaikan harga tiket dengan diberlakukannya perhitungan berdasarkan jarak tempuh penumpang. Oleh karena itu, sekarang sedang dihitung besaran tarif dengan sistem ini,” katanya.

Sistem baru ini akan diberlakukan untuk seluruh rute KRL, termasuk Stasiun Maja yang baru dilintasi KRL 1 April. Tiket termahal KRL saat ini adalah Bogor-Jakarta dan Maja-Jakarta, yakni Rp 9.000.

Direktur Utama PT KCJ Tri Handoyo mengatakan, dengan pemberlakuan tarif berdasarkan stasiun yang dilewati ini akan lebih adil bagi penumpang. Hal ini juga sudah lazim dilakukan di banyak negara.

”Kami juga mendorong orang berpindah moda dari angkutan darat ke kereta,” kata Tri.

Harapan penerapan tiket berdasarkan jarak ini sempat disampaikan penumpang KRL dalam diskusi yang diadakan Dewan Transportasi Kota Jakarta, Senin (1/4). Penumpang berharap pemberlakuan tiket berdasarkan jarak. ”Ini lebih adil,” kata Ketua Asosiasi Penumpang Kereta (Aspeka) Ahmad Safrudin.

Penambahan

Pengguna KRL di ketiga jalur yang frekuensi perjalanannya ditambah merasa senang dan berharap ada peningkatan keamanan di KRL, terutama di waktu dini hari dan malam hari. Selain itu, mereka juga berharap ada transportasi pengumpan dari dan ke stasiun pada dini hari dan malam hari.

Sejak 1 April, pelayanan KRL dari Stasiun Besar Bogor menuju Jakarta bertambah dari 98 perjalanan menjadi 101 perjalanan. Pemberangkatan terawal dari semula pukul 04.22 menjadi pukul 04.00 dan pemberangkatan termalam dari Stasiun Besar Bogor pukul 21.00 menjadi 22.45. Adapun kedatangan KRL termalam di Stasiun Besar Bogor berubah dari pukul 23.58 menjadi 01.46.

”Problemnya, apa angkutan kota juga tetap ada untuk penumpang yang tiba dini hari,” kata Hendra (23), warga Cimanggu, Kota Bogor, yang bekerja di Mangga Dua, Jakarta.

Kepala Kepolisian Resor Bogor Kota Ajun Komisaris Besar Bahtiar Ujang Purnama mengaku belum diminta pihak Stasiun Besar Bogor untuk pengamanan tambahan terkait perpanjangan waktu pelayanan penumpang. Namun, dia berjanji akan memerintahkan personelnya memonitor keamanan di sekitar stasiun pada dini hari.

Kepala Stasiun Besar Bogor Iwan Riyanto mengaku, pada hari pertama penambahan frekuensi perjalanan, jumlah penumpang yang berangkat dari Stasiun Besar Bogor masih sama, sekitar 35.000 orang per hari. Untuk itu, ia mengaku tidak mengadakan persiapan ataupun penambahan pengamanan khusus.

Soal angkutan pengumpan pada dini hari, Iwan mengatakan, itu merupakan kewenangan Pemerintah Kota Bogor. ”Namun kalau sopir angkot tahu, sudah tentu mereka juga akan menyesuaikan,” kata Iwan.

Menurut beberapa pengelola penitipan sepeda motor di sekitar Stasiun Besar Bogor, pada hari pertama belum banyak penumpang yang menitipkan sepeda motornya di atas pukul 01.00. Vera (40), pengelola penitipan sepeda motor, menilai, hal ini karena sosialisasi penambahan jadwal masih minim. Namun, dia mengaku sudah menyiapkan tarif khusus bagi penitip sepeda motor yang melebihi pukul 00.00.

Kepala Stasiun Bekasi Hariyanto memperkirakan, penambahan frekuensi KRL juga akan menambah penumpang. Sebelum jadwal baru, cuma ada 33 keberangkatan commuter line dengan KRL terpagi pukul 05.17. Namun, sejak jadwal baru berlaku, yang diberangkatkan menjadi 46 commuter line dengan KRL terpagi pukul 04.40.

Sekjen Aspeka Anthony Ladjar menilai, pemerintah sudah seharusnya memperkuat operasional KRL agar pemakaian kendaraan pribadi dan konsumsi bahan bakar minyak dapat ditekan.(GAL/BRO/ART/K06/K07)


(Sumber Kompas)

Silakan kunjungi laman kami : http://lazismujaktimlife.blogspot.com/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar